Literasi.co.id – Sekumpulan siswa duduk
sambil memegangi buku. Sesekali mereka membolak-balik lembar halaman buku.
Mereka lalu mencatat dan menulis pada selembar kertas. Sesekali mulutnya tampak
mengeja tulisan di buku tersebut.
Siswa tingkat SMP dan SMK itu sedang
mengikuti lomba resensi buku Pekan Buku Kampung Ilmu 2017 yang diselenggarakan
oleh Yayasan Kampung Ilmu Bojonegoro (YKIB) di gedung olah raga Desa/Kecamatan
Purwosari, Kabupaten Bojonegoro.
Salah satu peserta lomba yakni Ragil
Putri Safira, siswi SMP Negeri Purwosari, misalnya memilih meresensi buku karya
sastrawan legendaris Pramoedya Ananta Toer berjudul,”Panggil Aku Kartini
Saja.”. Ia memilih meresensi buku setebal 301 halaman itu karena mengaku
menyukai karya-karya Pram, sapaan penulis dari Blora, itu.
Menurut Ragil, buku biografi ini
mengajak pembaca meningat Kartini, tetapi bukan dari sudut pandang domestik
seperti dia adalah gadis pingitan lalu dinikahkan secara paksa lalu melahirkan
dan mati.
“Coba singkirkan kenangan itu dan
alihkan pikiran pada bagaimana cara Kartini melawan itu semua. Melawan kesepian
karena pingitan, melawan arus kekuasaan besah penjajah, dari dinding tebal
kotak penjara kabupaten yang menyekapnya bertahun-tahun,” ujar Ragil.
Menurutnya, Kartini tidak punya massa
apalagi uang. Uang tidak akrab dengan perempuan hamba seperti Kartini. Yang
dipunyai Kartini adalah kepekaan dan keprihatinan dan ia tulis segala
perasaannya yang tertekan itu.
“Cara bagaimana Pram menulis sosok
Kartini ini sangat berbeda dengan buku lainnya. Kartini benar-benar hidup dan
melawan melalui tulisan,” ujar Ragil.
Lain lagi dengan Siti Alfi, siswi SMK
Negeri Purwosari, peserta lomba resensi buku lainnya. Ia memilih meresensi buku
karya Andrea Hirata berjudul Laskar Pelangi. Ia memilih meresensi buku setebal
526 halaman yang sempat menjadi buku novel terlaris tersebut.
Buku novel Laskar Pelangi, kata Siti
Alfi, berkisah tentang anak-anak luar biasa yang sekolah di SD Muhammadiyah di
Belitong. Meski hidup dalam kondisi keterbatasan, 11 anak yang kemudian disebut
kumpulan Laskar Pelangi itu berjuang meraih mimpi. Tokohnya adalah Lintang,
Mahar, Sahara, Trupadi, Harun, A Kiong, Syahdan, Kucai, Samson, Ikal.
Kondisi sekolah SD Muhammadiyah juga
memprihatinkan. Sekolah itu hampir ditutup. Namun, Bu Mus, satu-satunya guru di
sekolah itu, terus berjuang agar sekolah itu tetap bertahan. Ia juga hanya
dibayar dengan beras.
“Buku novel Laskar Pelangi ini sangat
luar biasa. Buku novel ini menginspirasi dan memotivasi betapa pentingnya
pendidikan bagi anak-anak agar mereka bisa meraih mimpi,” ujar Siti Alfi.
Usai meresensi buku itu, tim juri lalu
melakukan penjurian dan penilaian. Kriteria penilaian yakni sinopsis atau isi
buku, ulasan singkat buku dengan kutipan, keunggulan dan kelemahan buku,
rumusan kerangka buku, tinjauan bahasa, serta penutup.
Selanjutnya, berdasarkan penjurian
diputuskan juara 1 lomba resensi buku kategori SMP yakni Ragil Putri Safira
yang meresensi buku berjudul Panggil Aku Kartini Saja karya Pramoedya Ananta
Toer. Juara 2 diraih oleh Septi Risqiani yang meresensi buku berjudul Laskar
Pelangi karya Andrea Hirata. Juara 3 diraih oleh Siti Nurhayati yang meresensi
buku berjudul Anak Lembah Jadi Sarjana karya Bambang Sumanto.
Juara 1 lomba resensi buku kategori
SMA/SMK diraih oleh Siti Alfi yang meresensi buku berjudul Laskar Pelangi karya
Andrea Hirata. Juara 2 diraih oleh Eka Elva Ulivatul Habibah yang meresensi
buku berjudul Diary Sally Inspirasi Hijab Syar’i karya Ukhti Sally. Juara 3
diraih oleh Edi Setiawan yang meresensi buku berjudul Pesan Lelaki Tua karya
Muhammad Hasyim.
Menurut Ketua Panitia Pekan Buku
Kampung Ilmu, Siti Mukhoiriyah, lomba resensi buku ini bertujuan mendorong
anak-anak sekolah menyukai dan mengakrabi buku. Melalui lomba resensi buku ini,
kata dia, anak-anak diberi apresiasi ketika membaca dan menganalisis buku.
“Sebenarnya lomba ini bersifat mendidik
dan menghibur. Mereka menikmati membaca buku dan menulis ulang melalui resensi
buku itu,” ujarnya.
Lomba resensi buku ini, kata dia,
merupakan rangkaian acara Pekan Buku Kampung Ilmu 2017. Selain lomba resensi
buku, juga digelar lomba membaca puisi, lomba menulis cerita, bazar buku, bedah
buku, pemutaran film, dan donasi buku.(MR)