Literasi.co.id
Menjelang berakhir Jakarta #Editors Lab yang berlangsung di Hotel Morrisey,
ke-13 tim dari berbagai media, mempresentasikan prototype yang mereka kerjakan.
Selama tiga hari pelaksanaan acara, tim hanya mendapatkan kesempatan dua hari
merealisasikan gagasan prototype untuk pengembangan newsroom.
Tim Viva.co.id memperesentasikan Indonesia Unsolved
Crime. Memanfaatkan data yang dimiliki lembaga terkait mereka menyajikan
informasi kasus-kasus kriminal yang belum diselesaikan penegak hukum. Tim dari
Kabar Makassar mempresentasikan Tangkasaki Flash, prototipe aplikasi yang bisa
membantu petugas kebersihan mengidentifikasi tempat pembuangan sampah yang
telah melebihi kapasitas.
Sedangkan
Tim Tempo membuat prototipe Pantau Polusi, untuk mengedukasi masyarakat tentang
bahaya PM 2.5. Salah satu jenis polutan di udara yang berbahaya dan bisa
menyebabkan penyakit kanker. “Prototipe ini dimulai dengan penjelasan bahaya
polutan PM 2.5 untuk membangun awareness publik,” kata Gadi Makitan wakil Tim
Tempo saat presentasi yang berlangsung di Hotel Morrisey, Jakarta Pusat, (8/4).
Tim Jakarta
Post membuat video interaktif untuk membangun kepekaan masyarakat terhadap
disable dan mendorong pemerintah untuk membuat kebijakan yang berpihak pada
masyarakat dengan kebutuhan khusus ini. Setiap tim mempuanyai waktu empat menit
untuk menjelaskan problem yang diangkat dan akan diselesaikan.
Dewan Juri
tahun ini yaitu Yoseph Adi Prasetyo (Ketua Dewan Pers), Jason Tedjasukmana
(Google Indonesia) dan Sarah Toporoff (Global Editors Network). Mereka memilih
tim Kompas.com dengan prototipe memberikan informasi tentang harga properti
terdekat dari tempat kerja. “Prototipe ini sangat bermanfaat ke depan untuk
masyarakat,” kata Jason Tedjasukmana yang menyerahkan plakat juara III
dengan hadiah fellowship Rp. 3 juta.
Sedangkan
karya mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara mendapatkan juara II dan tim
favorit pilihan perserta. Yoseph Adi Prasetyo mengatakan ptototipe yang
memberikan informasi tentang kondisi infrastruktur pendidikan di berbagi daerah
dan membangun partisipasi publik dengan donasi ini bermanfaat untuk menyongsong
bonus demografi 2030. Juara II mendapatkan fellowship Rp. 5 juta untuk
mengembangkan ide mereka.
Sedangkan
Independen.id, menyandang juara I dengan prototipe yang memberikan informasi
tentang area rawan kecelakaan berdasarkan pemberitaan kecelakaan yang
diproduksi setiap hari oleh media. Independen membangun dataset berdasarkan
indikator kondisi infrastruktur dan fasilitas jalan yang menjadi penyebab kecelakaan,
selain kelalain manusia. “Prototipe ini jelas problem dan solusi yang
ditawarkan, serta mereka membangun dataset,” kata Sarah Toporoff.
Juara I
mendapat fellowship Rp7 juta dan akan menjadi wakil Indonesia dalam Final
Editorslab yang akan berlangsung di Vienna, Austria, Juni 2017 di acara Global
Editors Network Summit. “Prototipe ini kami buat karena melihat kecelakaan
menjadi penyebab kematian nomor dua di Jakarta dan juga penyumbang kematian
yang cukup tinggi di Indonesia, selain penyakit,” kata Y. Hesthi Murthi,
Pemimpin Redaksi Independen.id saat presentasi. “Dataset yang kami buat juga
bermanfaat bagi jurnalis untuk memproduksi indepth report tentang problem lalu
lintas, tidak sekedar menyampaikan peristiwa dan jumlah korban kecelakaan,”
katanya.
Ketua AJI
Indonesia Suwarjono menyampaikan pemenang tahun ini bukan didominasi media
besar. Justru media rintisan dan media kampus. “Ini mengejutkan, sekaligus
menunjukkan generasi millenial mempunyai cara sendiri memilih informasi, yakni
dengan prototipe yang mengedepankan unsur interaksi antara publisher dengan
pembaca,” katanya, Minggu (9/4).
Ia
menguaraikan pemenang pertama ide sangat kuat dengan mengambil isu besarnya
angka kecelakaan lalulintas di Jakarta, plus guide lokasi terbanyak kecelakaan
hingga panduan masyarakat agar hati2 melewati jalan tersebut. Pemenang kedua,
mengangkat isu problem-problem pendidikan di Indonesia, dari infrastruktur
hingga tenaga pengajar, melibatkan masyarakat untuk lapor langsung via
aplikasi. Sedangkan pemenang ketiga mencari tempat tinggal di Jakarta dengan
menyesuaikan gaji yang diperoleh pekerja di Jakarta. “Ini membanggakan,”
katanya menambahkan.
AJI bertekad
untuk terus mengadakan acara seperti ini tiap tahun untuk mendorong karya-karya
kreatif dan bermanfaat bagi pengembangan media online masa depan. Diharapkan
peserta tahun-tahun mendatang lebih banyak lagi yang ikut. “Ada kemungkinan
tahun depan kita akan adakan di dua wilayah, Indonesia Barat dan Indonesia
Timur,” kata Suwarjono.
0 Komentar